Sabtu, 21 Februari 2009

Pesona Keindahan Kota Bangkok

Ibu kota Thailand, Bangkok memang belum semegah Jakarta. Namun kebersihan dan keindahan kota ini telah menjadi obyek wisata yang cukup menarik. Berbagai fasilitas serta sarana dan prasarana juga terpelihara dengan baik.
Akhirnya ada juga kesempatan untuk menikmati keunikan Thailand setelah menjemput anak saya pulang kembali ke Indonesia dari Malaysia. Sebelumnya dari Malaysia kami mengambil jalan darat dengan menggunakan bus ke Singapura, karena jaraknya yang tidak terlalu jauh. Dari Kuala Lumpur ke Singapura memakan waktu empat jam. Sepanjang perjalanan terlihat perkebunan kelapa sawit yang teratur dan bersih.
Pemandangan sepanjang perjalanan memang kurang bervariasi tapi cukup lumayan karena busnya yang bersih dan bagus. Kami sempat beristirahat di suatu pemberhentian bus untuk makan siang. Kurang banyak variasi menu yang cocok dengan selera. Dibandingkan dengan jajanan kita yang sangat mengundang selera, menu yang tersaji di restoran ini tak membangkitkan selera makan saya. Mestinya bakso, soto, mie ayam, bubur ayam, asinan dan sejenis dapat menjadi menu andalan yang dijual di sana.
Memasuki Singapura semua koper dan tas harus diperiksa ulang melewati bagian imigrasi. Pemeriksaan berlangsung sangat cepat dan tidak bertele-tele. Singapura dan Malaysia sama bagusnya dalam hal fasilitas yang disediakan oleh pemerintahannya. Bandingkan dengan kalau kita bepergian ke Singapura lewat Batam, walau hanya dekat jaraknya dan masih bisa dipandang mata, fasilitas yang disediakan jauh berbeda.Tentu saja Singapura jauh lebih baik dari Batam dalam segala hal. Di Singapura kami hanya tinggal semalam menikmati kota belanja dengan jalan-jalan di sekitar Orchad Road.

Kemudian, dengan menumpang Singapore Airline kami terbang ke Thailand yang memakan waktu sekitar dua jam. Hal pertama yang menarik perhatian ternyata kota Bangkok tidak seindah Jakarta. Jarang terlihat taman kota yang indah. Jalanannya juga macet, suasananya mirip daerah kota, gersang dan biasa. Bandara Bangkok besar modern dan megah, wah rasanya hanya Jakarta nih yang bandaranya masih kuno dan kecil.
Di sepanjang jalan terpampang foto raja Thailand dan keluarganya yang sangat dicintai rakyatnya. Segala macam kegiatan raja dan ratu dibuat dalam bentuk poster besar yang ditempelkan di mana-mana. Ketika malam tiba kami berjalan-jalan menikmati pemandangan dengan naik perahu, melihat-lihat daerah sekitar. Terjawab sudah kenapa Bangkok menjadi tujuan utama para wisatawan mancanegara. Rupanya keamanan sangat terjaga di sana, walaupun kita turis berjalan-jalan sampai malam, tidak terlihat ada preman atau pengemis di jalan. Semua orang dapat dengan tenang menikmati kehidupannya tanpa takut ada gangguan.
Thailand juga merupakan surga makanan. Semua makanan Thailand sangat lezat, kecuali yang beragama Islam harus hati-hati memilih makanan halal di sana, sebab banyak makanan yang kelihatannya menarik selera tapi tidak halal.
Kalau di Indonesia banyak rumah makan yang menyediakan pecel lele di Thailand juga ada. Bedanya, mereka berkeliling dengan gerobak seperti gerobak rujak lengkap dengan kompor arang dan penggorengan. Aroma terasi untuk sambal dan juga irisan lalapan segar persis seperti pecel lele kita. Yang namanya duren Bangkok kita tak usah repot-repot memilih dengan cara mencium atau mencoba terlebih dahulu, di sana dijamin rasa duren standar, semuanya enak. Ada juga ketan kukus yang dimasak dengan santan disantap dengan irisan mangga yang enak dan manis.
Rasanya semua buah di Bankok tak ada yang tidak enak mulai dari jeruk, jambu, mangga, rambutan, semuanya jauh lebih enak dari yang kita punya di sini. Hampir tiap hari saya membeli buah yang lezat di pasar tradisional dekat hotel. Tukang rujaknya menyediakan komplit persediaan buah-buahannya dengan sangat lengkap. Bedanya, hanya sambalnya saja yang kering.

Dari Bangkok kami ke Chiang Mai yang memakan waktu 45 menit dengan penerbangan Thai.Kota ini setara besarnya dengan Surabaya, bandaranya internasional, modern dan bersih.Harga makanan, barang khas Thailand seperti souvenir jauh lebih murah disini. Ada satu pasar malam “Night Bazaar” yang terkenal yang buka sampai jam 12 malam.Wow rasanya semua murah dan bagus, tidak terasa persediaan uang “bath” kami cepat menipis.Disini juga aman dan santai, penjualnya tidak memaksa kami untuk membeli atau berebut untuk menawarkan dagangannya. Sutera Thailand yang terkenal halus dan kuat dapat dibeli disini dengan harga dari Rp 50.000 sampai Rp 300.000,- perlembarnya.Souvenir yang berbentuk kodok dari kayu dan kalau digosok dengan tongkat kecil akan mengeluarkan suara seperti kodok sangat lucu dan kreatif.

Malam harinya kami mengunjungi suatu tempat berupa rumah kayu tradisional yang besar, dimana kita duduk lesehan dibawah.Makanan yang disediakan adalah nasi beserta lauknya, ketan, dan pisang goreng .Pengunjung disambut dengan kalungan bunga melati lalu difoto dengan latar belakang dua gadis Thailand dengan baju tradisional.Sambil makan kita dihibur oleh tarian gadis Thai yang cantik dan lemah gemulai, juga ada pertunjukan seperti silat. Yang lucu adalah tarian tradisonal lainnya yang kelihatannya hanya berputar mengelilingi api unggun (buatan) lalu sambil bernyanyi mereka masuk kembali dan berganti pakaian sampai beberapa kali.Ga jelas nih mode show atau tarian maksudnya.

Rasanya Indonesia kalau bisa mengemas pertunjukan dengan cara seperti ini dapat dipastikan kita jauh lebih beragam tarian dan makanannya. Masih banyak kendala yang harus dihadapi untuk membuat orang mau datang berduyun ke Indonesia. Masalah premanisme (menjual barang atau makanan atau kendaraan umum yang harganya jauh lebih mahal untuk turis), berbeda dengan Thailand yang sadar betul turis adalah devisa sehingga mereka memberikan harga yang wajar dan murah baik untuk turis maupun orang lokal.Masalah kebersihan bandara sebagai pintu gerbang, waduh kok begitu beda antara toilet umum di bandara Thailand yang bersih dan wangi serta selalu ada tissue, dibandingkan dengan bandara kita yang kumuh, bau pesing dan boro-boro ada tisunya.Tidak heran Thailand menjadi tujuan wisata yang menyenangkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar